Kamis, 15 April 2010

Renungan

Renungan

Malu
Alangkah sedihnya hidup ini bila kita berlaku dan berbuat memalukan. Memalukan tidak selamanya dinilai dari tingkah laku kita yang dilihat oleh sesama manusia, yang lebih menyakitkan lagi suatu saat nanti semua perbuatan kita yang tidak pada tempatnya seperti pelanggaran etika, moral, dan ajaran agama akan kita pertanggung jawabkan kepada Sang Pencipta. Berhati-hati didalam hidup, agar terhindar dari perbuatan yang dapat memalukan kita dihadapan Tuhan itu lebih penting!

Bicara, adakah kita setiap kali bicara memikirkan dulu kata-kata yang akan kita katakan?, jarang didunia ini orang berbicara didahului oleh pikiran, yang terbanyak adalah bicara baru berfikir, pepatah mengatakan ”mulutmu adalah harimaumu”, atau “ lidahmu lebih tajam dari pedang” kalau dipikir ada benarnya juga, untuk meningkatkan citra kita sebagai orang yang bermartabat, dan berbudaya sebaiknya perlu dipikirkan sebelum kita berbicara.

Angkuh, keangkuhan adalah suatu yang sangat tidak disenangi, biasanya keangkuhan akan bercampur dengan kebohongan, andai keangkuhan itu akan menjadikan kita akan lebih dihargai mengapa kita tidak menyenangi orang yang berlaku angkuh?

Sadar, dalam beraktifitas kita harus selalu sadar dengan segala konsekuensi yang telah kita perbuat, sadar bahwa apa yang telah kita kerjakan harus mempunyai nilai dan bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang banyak.
Hormat, menghormati orang disekeliling kita adalah prilaku yang bijak, kalau kita mau dihormati orang, tentu kita juga harus menghormati orang, penghormatan harus dilakukan dengan ikhlas, niscaya akan ada nilainya, kalau kita menghormati seseorang karena keterpaksaan, atau sekedar kepura-puraan maka penghormatan kita itu tidak akan ada nilainya.

Mustahil , atau mengada-ada.
Anda yang menentukan gaya hidup anda. Tindakan yang kita lakukan tercipta dari pemikiran kita. Sesuatu yang kita kerjakan dari fikiran yang absurd akan menghasilkan kesia-siaan. Berhasil tidaknya suatu pekerjaan sangat tergantung dari pemikiran kita. Bila ingin berhasil berfikirlah dengan pemikiran yang jernih, terarah, positif, dan sistematis. Jauhkan rasa curiga kepada teman dan kolega kita dalam membuat kesepakatan, perencanaan kerja, agar semua kesepakatan, dan perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik, dan tidak terjadi benturan kepentingan.

Bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi, seorang dikatakan profesional bila cakap bekerja dibidangnya, dalam bekerja bila kita seorang pekerja biasa, tekuni pekerjaan kita dengan serius tanpa harus mengorbankan waktu istirahat. Untuk dapat mengatur jadwal kerja diperlukan pengetahuan pengaturan waktu, kedisiplinan, dan cobalah untuk belajar memotivasi diri sendiri, selain dari motivasi yang telah diberikan oleh atasan, bagilah waktu sesuai dengan kebutuhan dan cobalah untuk tetap disiplin dengan semua perencanaan dan jadwal yang telah kita buat. Bila anda seorang pimpinan, tugas anda yang pertama adalah membuat perencanaan kerja, membuat target kerja, memonitor hasil kerja dan membuat evaluasi dan rencana perbaikan, selain dari itu anda berkewajiban membina bawahan, mengkoordinir bawahan dalam bekerja, dan selalu memberikan motivasi kepada bawahan sesuai dengan kemampuannya, jangan terlalu berlebihan dalam memberikan motivasi kepada bawahan, tidak semua bawahan berfikir sesuai pemikiran atasan, dengan keterbatasan pengetahuan dan pendidikan bawahan, motivasi yang berlebihan dapat membuat seorang bawahan over produktif, yang pada akhirnya merugikan bawahan anda.

Selalu berusaha untuk menolong diri sendiri dan orang lain, kita tidak dapat mengabaikan kondisi anda sendiri, renungkan apa kelemahan kita, cobalah perbaiki kelemahan-kelemahan, bila pernah melakukan kesalahan pelajari dan evaluasi kesalahan-kesalahan, hanya keledai melakukan kesalahan yang sama kedua kali, bila tidak mau disamakan dengan keledai cobalah belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut, jadikan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan sebagai motivasi untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama kedua kali. Kita tidak akan pernah menjadi sempurna tetapi kita bisa menjadi lebih baik, bila punya pengalaman-pengalaman dalam mengatasi suatu kesalahan, berbagilah dengan bawahan, teman-teman dan kolega, bagilah pengalaman pada mereka bila memang mereka perlukan, luangkan sedikit waktu untuk rileks sambil berdiskusi dengan bawahan, teman-teman dan kolega. Ingat! Orang yang tidak pernah gagal adalah orang yang tidak pernah mencoba.

Usaha yang baik dan dilakukan dengan sungguh-sungguh tak pernah sia-sia, walau kadang nilainya dari segi materi tidak seberapa dibanding dengan harapan, tapi pernahkah kita terpikir hikmah yang ada dibaliknya, kadang-kadang usaha itu mengandung nilai moral, nilai kemanusiaan, dan terdapat pelajaran berharga didalamnya, bila dikonversi dalam bentuk materi atau uang, mungkin tak ternilai harganya, untuk dapat menghargai semua itu perlu suatu renungan. Ingat ”Hasil hari ini lebih buruk dari kemarin adalah kebodohan, hasil hari ini sama dengan kemarin adalah kerugian, hasil hari ini lebih baik dari kemarin adalah keuntungan”, bukan berarti semua keuntungan harus dalam bentuk rupiah, ada keuntungan dalam bentuk lain dikehidupan ini, bila penganut faham materialistik mungkin kita menganggap keuntungan itu berapa banyak rupiah yang masuk dalam pundi-pundi, tapi bila kita sedikit berfaham spiritualis, tidak semua keuntungan dihitung dalam bentuk materi. Usaha tergantung dengan niat dan kesungguhan.

Raih keberhasilan dan kemenangan dengan cara yang jujur. Banyak kemenangan dan keberhasilan didapat dengan cara-cara yang tidak jujur, yang pada akhirnya kemenangan dan keberhasilan itu mencederai hati kita dan orang lain, pada prinsipnya manusia itu adalah mahluk sosial, punya hati nurani yang bersih, tetapi ketika hati nurani dikalahkan oleh nafsu serakah maka semua akan dihalalkan untuk mencapai tujuan yang diidam-idamkan. Ingat pepatah “Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana”, mari renungkan apakah kita pernah merasakan kejujuran merupakan mata uang yang berlaku dimana-mana?

Doa, jangan lupa setiap usaha diiringi doa. Mengapa kita berdoa?, toh usaha sudah dilaksanakan, dan setiap usaha akan ada hasilnya. Sebagai mahluk relegius tentu kita punya kekhawatiran dan kecemasan, akankah semua usaha yang kita lakukan sesuai dengan kehendak kita?, anda berkata ”saya tahu benar siapa saya, saya adalah orang yang ..............”, apakah kita tahu setiap usaha yang dilakukan akan berhasil ?, jika ya, tentu tidak usah berdoa, tapi bila kita tidak tahu maka anda kita akan cemas, hanya bisa menunggu bagaimana hasil usaha nanti, kalau kita orang yang relegius pasti akan berdoa, dan dalam doa itu tercermin bahwa ”Setiap usaha yang dilakukan, kita tidak tahu hasilnya karena kita hanya kuasa berencana tetapi bukanlah penentu hasil usaha”. Dari doa itu akan timbul keyakinan bahwa tuhan kuasa atas segala sesuatu, termasuk mengabulkan doa agar usaha yang dilakukan sesuai dengan harapan atau bahkan lebih baik dari apa yang diharapkan.

Celaka, kecelakaan.
Ancaman dalam hidup ini akan selalu ada, setiap ancaman dapat menjadi bahaya bila kita menghendakinya, ancaman yang menjadi kenyataan akan menyebabkan kita mengalami kecelakaan, kita diharapkan dapat mengelola potensi suatu ancaman menjadi keuntungan, minimal dapat mencegah ancaman menjadi suatu insiden, bagaimana mungkin suatu ancaman berpotensi menjadi suatu keuntungan? Kita harus paham bahwa ancaman itu suatu energi potensial yang setiap saat dapat membahayakan, tapi tidak selamanya energi potensial itu akan menjadi negatif, tergantung dengan cara kita mengelolanya, api kompor dirumah apakah selalu mengancam harta benda dirumah kita?, jawabnya tentu ya! Bila ceroboh dan tidak hati-hati, bila berhati-hati potensi bahaya kebakaran dirumah tidak akan pernah terjadi, malah api akan menjadi teman yang baik dirumah, api membuat masakan menjadi matang, ruangan dingin menjadi hangat, membuat hidangan dirumah mengepul serta enak untuk dicicipi. Tetapi bila api dirumah tidak dikelola dengan baik maka dia akan menjadi musuh yang akan menyengsarakan. Begitu juga dengan ancaman-ancaman yang lain bila dikelola dengan baik tidak menutup kemungkinan menjadi keuntungan.

Kenali lingkungan, lingkungan tempat kita berada banyak menyimpan potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kita mengalami kecelakaan, kunci keselamatan ada ditangan kita sendiri, kecelakaan banyak diakibatkan oleh kecerobohan, kurangnya pengetahuan, dan tidak mengenal lingkungan, selain dari itu faktor psikis dan fisiologis juga sangat menentukan. Berpikir sebelum bertindak, bekerja sesuai dengan kemampuan fisik dan fisiologis, jaga kesehatan, hindari faktor-faktor yang dapat menjadi pencetus stress, perbanyaklah pengetahuan, niscaya kita akan hidup dengan penuh kebahagiaan dan keselamatan.

Selamat adalah usaha, bukan hadiah cuma-cuma, bagaimana mungkin hidup ”selamat”, bila kita tidak pernah mengupayakannya, kalau kita bekerja diinstansi, suatu saat akan pensiun, pendapatanakan berkurang, karena gaji saat bekerja tidak sama dengan gaji pensiunan, untuk mengindari masalah keuangan setelah pensiun, sebelum pensiun kita perlu menabung, berinvestasi, atau membuka usaha sampingan, setelah pensiun usaha kita tersebut dapat dikembangkan lagi sesuai dengan kemampuan. Begitu juga dengan keselamatan yang diperoleh saat bekerja, merupakan upaya dari instansi tempat kita bekerja dan atas usaha kita menaati semua peraturan yang telah digariskan, sehingga kita dapat bekerja dengan aman, nyaman. Untuk keselamatan kita disegala bidang, kita sendiri harus mengupayakannya.

Indra, kita hidup dilengkapi dengan indra-indra yang berfungsi sebagai alat untuk memonitor lingkungan kita, gunakan indra-indra seoptimal mungkin untuk menjaga keselamatan, pengalaman saya nyaris celaka karena tidak memanfaatkan indra penglihatan secara optimal saat menyeberang jalan. Saat itu saya hanya menoleh kesebelah kiri, lalu menyebrang, tanpa disangka-sangka dari sebelah kanan melaju sepeda motor, dan apa yang terjadi? Saya tertabrak sepeda motor tersebut, untungnya sepeda motor itu tidak melaju dengan kencang, dan hasilnya paha sebelah kanan saya biru lebam. Dalam hidup ini ternyata selalu perlu kewaspadaan.

Disiplin harus dijadikan kebiasaan, kedisiplinan sangat penting. Disiplin dimulai dari seluruh anggota tubuh. Pernahkah anda menyadari bahwa perut akan menjadi tong sampah yang penuh potensi bahaya? Dalam usus makanan dicerna dan zat-zat makanan hasil pencernaan disaring oleh ginjal dan diserap oleh darah. Apa yang akan terjadi bila perut dijadikan tong sampah? Semua jenis makanan masuk, yang pada akhirnya tidak semua zat makanan akan terserap dan akan tersimpan dalam bentuk lemak dibawah kulit yang akan memenuhi tubuh kita, timbullah masalah obesitas, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung dan diabetes mellitus. Ada dogma yang menyatakan bahwa ”sebaiknya perut kita isi dengan sepertiga makanan, sepertiga air, sisanya udara”, dogma lain mengatakan ”makanlah kamu sebelum lapar, berhentilah sebelum kenyang”. Kalau dikaji secara ilmiah dengan ilmu kesehatan modern sekarang, tentu akan kita temukan jawabannya mengapa agama menganjurkan seperti itu. Begitu juga dengan aspek-aspek yang lain untuk selamat dalam hidup ini perlu menegakkan kedisiplinan.

Empati sangat diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih baik, baik secara individu, masyarakat sekitar ataupun masyarakat global, dengan kesungguhan yang dimulai dari diri sendiri kita berharap dapat berhasil baik secara individu maupun kolektif, dan setiap keberhasilan pasti akan ditiru oleh orang banyak.

Nilai kehidupan ini akan lebih bermakna, jika selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup itu sendiri. Hidup ini sebenarnya sudah susah mengapa harus kita buat lebih susah lagi, nikmatilah kehidupan ini dengan sebaik-baiknya niscaya kualitas hidup kita akan meningkat, kesehatan dan keamanan akan lebih terjaga.

Apatis, acuh tak acuh, tidak peduli alias”cuek”.

Apa makna hidup ini?, jika hidup acuh takacuh kepada lingkungan sekitar kita?, pepatah latin yang berbunyi ”homo homini socius” yang berarti manusia adalah mahluk sosial mengisyaratkan kepada anda bahwa menikmati kehidupan yang sebentar ini harus dilakukan dengan kepedulian sosial yang tinggi, keadilan Tuhan yang kita terima sebagai berkah harus diimbangi dengan keadilan kita sebagai manusia untuk berbagi suka duka, saling mengasihi sesama mahluk. Atau kita akan menjadi mahluk ”homo homini lupus”, kita selalu menjadi biang kerok bagi sesama mahluk Tuhan. Telah banyak kerusakan, karena tingkah kita bagai serigala bagi orang lain. Jadilah mahluk sosial, dan berintraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya. Renungkan, bila semua orang acuh tak acuh, apa yang akan terjadi?.

Perbaiki diri!, setiap manusia yang sehat pisik dan mental pasti mempunyai sisi yang kurang baik. Kita tercipta dari dua anasir nafsu baik dan jahat, bila nafsu jahat kita lebih dominan dari nafsu baik kita, maka kita akan selalu berusaha untuk menjadi orang yang ingin menang sendiri, ego kita akan lebih menonjol dari kebaikan kita, meredam nafsu jahat kita bukanlah perkara yang mudah, tetapi apabila kita berlatih terus menerus menjadi orang yang baik, suatu saat pasti akan ada hasilnya. Percayalah!

Anggapan, anggapan sangat penting. Politikus dan partai politik sangat mengandalkan ”pencitraan diri” yang baik, sehingga opini masyarakat mengkristal terhadap citra diri seorang politikus atau partai. Namun pencitraan diri itu tidak selamanya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, malah kadang seperti buah yang saat masih muda diserang hama yang meninggalkan larva didalamnya, setelah ranum buah itu sudah diserang larva yang tumbuh didalamnya menjadi ulat, sehingga diluar buah kelihatan ranum dan sangat menggoda untuk dipetik tetapi bagian dalam telah digerogoti oleh ulat. Begitu juga dengan kita ”anda adalah bagaimana anggapan orang”, tetapi yang mengetahui citra diri kita yang sebenarnya adalah kita sendiri, kalau kita orang yang terikat suatu birokrasi institusi, maka setiap langkah harus menjaga citra diri untuk kepentingan kita dan institusi.

Teladan, teladan adalah suatu sikap baik yang perlu dicontoh, ditiap lingkungan masyarakat pasti ada orang-orang yang patut kita teladani, atau bisa jadi dirikita sendiri adalah orang yang patut diteladani karena kita punya aspek yang baik untuk diteladani. Sekarang sifat keteladanan mulai langka disebabkan oleh pola pikir di era globalisasi ini mulai berubah, dan mengarah kepada pola materialistik, konsumtif sehingga menghalalkan segala cara untuk mencapai kemapanan material, masyarakat yang konsumerisme sekarang ini tidak saja melanda masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan pun mulai berubah menjadi masyarakat yang konsumerisme, mungkin hal ini disebabkan kebijakan yang salah selama ini dimana masyarakat kita yang agraris, relegius dijejali dengan pola kebijakan industrialis yang liberal, sehingga aplikasi – aplikasi teknologi yang tidak tepat sasaran membanjiri masyarakat pedesaan, sehingga sangat sulit untuk menyaring mana kebutuhan mana keinginan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar